PENGARUH
MENDENGARKAN MUSIK MENGGUNAKAN HEADSET
TERHADAP KESEHATAN TELINGA
KARYA
ILMIAH REMAJA
OLEH
FINA
NAJMA AMALIA
NIS.
13-7-392
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
MADRASAH
ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA JAMBI
TAHUN
AJARAN 2014/2015
MOTTO
DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Tidak
ada do’a tanpa usaha dan tidak ada usaha tanpa do’a.
PERSEMBAHAN :
Karya Ilmiah Remaja ini saya
persembahkan untuk kedua orang tuaku yang memberikan kasih sayang dan
pengorbanan besarnya kepadaku, berkat do’a yang penuh berkah aku dapat
menyelesaikan tugas ini
Dan juga para guru pembimbing yang
telah mengajarkan ilmunya kepadaku.
Dan kepada teman-teman ATOMIC yang
telah menyemangati dan membantuku
Terima kasih untuk MAN Insan Cendekia
Jambi yang telah mengajariku arti kehidupan yang sesungguhnya.
HALAMAN
PENGESAHAN
Karya Ilmiah Remaja
yang berjudul “Pengaruh Mendengarkan Musik Menggunakan Headset terhadap Kesehatan Telinga” yang disusun oleh Fina Najma
Amalia no induk siswa 13-7-392 telah diperiksa dan disetujui.
Guru Pembimbing I
ATY
MULYANI, S.Ag,M.Pd
NIP. 197103222003122001
Guru Pembimbing II
MARYANA,
S.Pd
NIP. 198011142005012006
ABSTRAK
Amalia,
Fina Najma,2015. Pengaruh Mendengarkan
Musik Menggunakan Headset terhadap Kesehatan Telinga. Karya Ilmiah Remaja,
Jurusan Ilmu Penegtahuan Alam, Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi,
Pembimbing : Aty Mulyani
Kata
Kunci : Headset, Kesehatan Telinga
Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penggunaan headset dengan menganalisis dan mengetahui pengaruh mendengarkan
musik dalam penggunaan headset
terhadap kesehatan telinga. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Madrasah
Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi yang terletak di Jalan Lintas Jambi-Muara
Bulian km. 21 Kelurahan Pijoan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
Provinsi Jambi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian ini dilakukan dalam berbagai tahap penelitian. Dari
penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hubungan kesehatan telinga dengan
penggunaan headset untuk mendengarkan
musik.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
Wr.Wb
Alhamdulillah, kami panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kekuatan batin, sehingga
Karya Ilmiah Remaja ini dapat terselesaikan. Dan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
Karya Ilmiah ini khusunya kepada Ibu Aty Mulyani dan Ibu Maryana sebagai
pembimbing disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.
Sesuai dengan materi pembelajaran
kelas XI kewajiban yang harus dipenuhi sebagai syarat kelulusan siswa adalah membuat
Karya Ilmiah Remaja. Berdasarkan hal tersebut peneliti Karya Ilmiah tentang
Pengaruh Mendengarkan Musik Menggunakan Headset terhadap Kesehatan Telinga
dengan referensi dari berbagai sumber. Peneliti berharap dengan adanya Karya
Ilmiah ini pembaca dapat menambah pengetahuannya dalam belajar dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Diharapkan Karya Ilmiah ini tidak
hanya sekedar penyelesaian tugas siswa, tetapi juga dapat membantu kita semua
untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Jambi, Maret 2015
Peneliti
DAFTAR
ISI
Motto dan persembahan………….………………………………………………i
Halaman Pengesahan…………………………………………………………....ii
Abstrak……………………………..……………………………………………iii
Kata Pengantar………………………………………………………………….iv
Daftar Isi……………………………………………………………………….....v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………...1
1.2 Rumusan
Masalah……………………………………………………………..3
1.3 Tujuan
Penelitian…………………………………………………………...…3
1.4 Manfaat
penelitian……………………………………………………………..4
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Pengaruh…………………………………………………...………5
2.2
Pengertian Mendengarkan……………………………………………..………5
2.3
Pengertian Musik………………………………………………………...……6
2.4
Pengertian Headset…………………………………………………………….6
2.5
Pengertian Kesehatan………………………………………………………….7
2.6
Pengertian Telinga…………………………………………………………….8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis dan Pendekatan…………………………………………………………12
3.2
Waktu dan Lokasi Penelitian………………………………………………...12
3.3
Populasi dan Sampel…………………………………………………………13
3.4
Data dan Sumber Data…………………………………………………….…13
3.5
Metode Pengumpulan Data………………………………………………..…13
3.6
Analisis Data…………………………………………………………………14
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1
Pengaruh Headset terhadap Kesehatan
Telinga……………………………...15
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan…………………………………………………………………..21
5.2
Saran………………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di zaman modern ini sangat banyak
teknologi yang bermunculan. Berbagai gadget yang tingkat kecanggihannya semakin
tinggi selalu dikenalkan kepada konsumen. Salah satu contoh teknologi yang
sangat canggih sekarang ini seperti notebook, handphone, MP3 Player, dan iPod.
Teknologi tersebut banyak membantu pekerjaan manusia sesuai dengan fungsinya.
Teknologi merupakan alat yang praktis dalam melakukan segala hal, tetapi setiap
manusia memakai teknologi tersebut menjadi kebiasaan yang tidak dapat diubah.
Sehingga menjadi kecendrungan manusia atau ketergantungan terhadap teknologi
yang digunakannya.
Musik merupakan salah satu aplikasi
yang terdapat dalam teknologi. Musik merupakan suatu media yang memberikan
kenyamanan dalam kondisi keadaan yang tidak normal seperti bosan, dan lelah. Biasanya media ini sangat digemari
manusia. Terutama bagi para penggemar musik dari berbagai aliran seperti pop,
rock, dan jazz.
Notebook, handphone, MP3 Player, dan
iPod merupakan alat yang menyediakan
aplikasi musik. Adapun alat pendukung untuk mendengarkan musik pada teknologi
ini yaitu sering disebut Headset atau Earphone atau Headphone.
Bagi manusia alat pendukung ini memberi keuntungan tersendiri karena
mendengarkan musik tanpa mengganggu kegiatan manusia lain. Alat yang kecil ini
sangat praktis bagi pendengar musik jika ingin mendengarkan musik dimana saja.
Alat yang menggunakan pengedap suara
ini membuat suara dari luar tidak masuk menganggu dan demikian pula sebaliknya
dan membuat pemakai tidak perlu lagi mengencangkan suara di sound sistem yang dapat mengganggu
sekitarnya. Dengan adanya headset
pemakai hanya perlu mengatur tingkat suara tertentu bahkan ke tingkat volume suara yang sangat tinggi
sekalipun sehingga pemakainya tidak bisa mendengar apa-apa kecuali suara dari headset. Maka dari itu headset juga bisa digunakan untuk
memudahkan dalam berkomunikasi menggunakan telepon meski sedang berkendara. Sehingga
keamanan dan privasi individu pun akan semakin terjaga.
Para pendengar musik yang
menggunakan headset biasanya akan
mampu bertahan lama mendengar alunan irama musik. Karena headset merupakan perangkat portable
yang bisa dibawa kemana-mana dan bisa lepas pasang. Bagi sebagian pendengar
musik dengan menggunakan headset bahkan
memiliki kebiasaan mendengarkan musik berlama-lama sampai tertidur.
Pada
kebanyakan manusia yang mendengarkan musik menggunakan headset diatur dengan volume yang tinggi agar tidak terganggu dengan keadaan luar. Sehingga tidak
dapat mendengar keadaan luar sekalipun dalam keadaan bahaya. Padahal dibalik
rasa nyaman dan kepuasaan tersendiri itu, pada sebagian manusia dirasakan
efeknya setelah menggunakan headset
seperti telinga mendengung, telinga sakit, dan kepala pusing. Semua itu
merupakan dampak buruk bagi pengguna headset.
Hal ini bisa menyebabkan gangguan penurunan kinerja
pendengaran bahkan bisa merusak sistem pendengaran, apalagi jika mendengarkan
dengan volume yang keras dan juga
waktu yang cukup lama. Maka dari itu penulis tertarik untuk menulis karya
ilmiah yang berjudul “Pengaruh Mendengarkan Musik Menggunakan Headset Terhadap Kesehatan Telinga”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang tersebut, maka
rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1.2.1 Bagaimana pengaruh mendengarkan musik menggunakan headset terhadap kesehatan telinga?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah :
1.3.1 Untuk menjelaskan pengaruh
mendengarkan musik menggunakan headset terhadap kesehatan telinga.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Sebagai penambah wawasan dan
informasi tentang pengaruh penggunaan headset terhadap kesehatan telinga
1.4.2 Sebagai peringatan bagi
pembaca dan penulis akan dampak penggunaan headset agar lebih berhati-hati.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pengaruh
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1045), “Pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.”
Jadi,
pengaruh merupakan suatu daya atau
kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala
sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apapun yang ada di
sekitarnya.
2.2 Pengertian Mendengarkan
Makhluk
hidup didunia ini diberi anugerah oleh tuhan berupa alat indera yang salah
satunya adalah telinga yang berfungsi untuk mendengar suara. Mendengar
mempunyai makna dapat menangkap bunyi dengan telinga. Sedangkan mendengarkan
adalah merespon atau menerima bunyi secara disengaja. Memperhatikan dengan baik
apa yang dikatakan oleh orang lain yang sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan
yang berarti aktivitas mental sudah muncul.
Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:312) mendengarkan adalah 1.mendengar
akan sesuatu dengan sungguh-sungguh; memasang telinga baik-baik untuk
mendengar, 2. memperhatikan; mengindahkan; menurut (nasihat, bujukan, dan
sebagainya
2.3 Pengertian Musik
Musik sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari karena definisi paling mendasar adalah merupakan suatu
bunyi yang terartur. Banoe (2003:288) mengatakan bahwa Musik yang berasal dari
kata muse yaitu salah satu dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan
ilmu; dewa seni dan ilmu pengetahuan. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa
musik merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke
dalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia.
Jadi
dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat tersebut bahwa musik merupakan suatu
lantunan bunyi yang menghasilkan irama yanng teratur dihasilkan oleh suatu alat
musik yang mempunyai makna tertentu.
2.3
Pengertian Headset
Pada saat sekarang ini earphone
dan headset sangat sering digunakan oleh manusia, karena earphone
dan headset berfungsi sebagai mendengarkan suara lebih baik. Adapun
pengertian earphone adalah sepasang pengeras suara kecil yang digunakan
sangat dekat dengan telinga. Dan headset adalah gabungan antara headphone
dan mikrofon. Alat ini biasanya digunakan untuk mendengarkan suara dan
berbicara dengan perangkat komunikasi atau komputer.
Headset
adalah headphone dikombinasikan dengan mikrofon, atau satu headphone dengan
mikrofon. Headset menyediakan fungsionalitas setara dengan handset
telepon dengan tangan-operasi bebas. Headset biasanya hanya memiliki
satu pembicara seperti telepon, tapi juga datang dengan speaker untuk kedua
telinga. Keduanya memiliki banyak kegunaan, termasuk dalam call center
dan lainnya telepon-intensif pekerjaan dan bagi siapa pun yang ingin memiliki
kedua tangan gratis selama percakapan telepon
2.4 Pengertian Kesehatan
Kesehatan
merupakan hal pokok yang dibutuhkan pada tubuh. Kesehatan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008:1241) adalah 1.baik seluruh badan serta bagian-bagiannya
(bebas dari sakit) 2.(yang) mendatangkan kebaikan pada badan 3.sembuh dari
sakit 4.baik dan normal 5.oleh dipercaya atau masuk akal 6.berjalan dengan baik
atau sebagaimana mestinya 7.dijalankan dengan hati-hati dan baik
Sedangkan
Organisasi kesehatan dunia atau WHO (World Health Organization) tahun 1948
mengemukakan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik,
mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”. Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya
bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik”.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa kesehatan adalah sumber pokok yang dibutuhkan tubuh
untuk mempertahankan keadaan tubuh yang sehat untuk menghindari tubuh dari
penyakit.
2.5
Pengertian Telinga
Indera pendengar dan keseimbangan manusia adalah
telinga
2.5.1
Struktur Telinga
Telinga manusia terdiri dari tiga
bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
·
Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, salran
telinga luar, dan bagian yang berbatasan dengan telinga tengah atau disebut
juga membran timpani (gendang telinga)
·
Telinga Tengah
Telinga tengah merupakan rongga kecil yang berisi
udara, terletak didalam tulang pelipis, dan dindingnya dilapisi sel epitel. Di
dalam rongga telinga tengah terdapat tiga tulang, yaitu tulang martil, tulang
landasan, dan tulang sanggurdi. Ketiga tulang tersebut saling berhubungan
melalui sendir yang bergerak bebas ke arah depan, telinga tengah diubungkan
dengan tenggorokan oleh saluran eustachius.
Saluran ini berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan
telinga tengah.
·
Telinga dalam
Telinga dalam (labirin) terdiri dari labirin osea
dan labirin membranasea. Labirin osea adalah serangkaian rongga pada tulang
pelipis yang dilapisi periosteum berisi cairan perilimfe. Sedangkan labirin
membranasea memiliki bentuk yang sama dengan labirin osea, tetapi terletak di
bagian yang lebih dalam dan dilapisi sel epitel berisi cairan endolimfe.
Labirin osea terdiri dari tiga bagian, yaitu kanalis
semisirkularis (saluran setengah lingkaran), vestibula, dan koklea. Kanalis
semisirkularis dan vestibula mengandung reseptor keseimbangan tubuh, sedangkan
koklea mengandung reseptor pendengaran.
Vestibula terditi dari dua bagian, bagian yaitu
utrikulus dan sakulus. Didepan vestibula terdapat koklea (rumah siput). Koklea
terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas disebut skala vestibuli, bagian
bawah disebut skala timpani, dan bagian yang menghubungkan keduanya pada ujung
atas koklea. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang
sanggurdi melalui suatau jendela berselaput yang disebut tingkap oval. Sedangan
skala timpani berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat. Di
anatar skala vestibuli dan skala timpani terdapat skala media yang berisi
cairan endolimfe. Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis (Reissner) dan disebelah bawah dibatasi
oleh membran basilaris. Di atas membran basilaris terletak organon korti yang
berfungsi untuk mengubah getaran suara menjadi impuls. Organin korti terdiri
dari sel rambut dan sel penyokong. Dia atas sel rambut terletak membran
terktorial yang terdiri dari zat gelatin yang lentur. Sedangakan sel rambut
dihubungkan dengan bagian audiotori (pendengaran) dari saraf otak.
2.5.2 Teliga sebagai indera
pendengar
Telinga dapat mendengr jika ada gelombang suara.
Gelombang suara adalah suat perubahan rapatan dan renggangan molekul udara yang
disebabkan oleh bergetarnya suatu bend. Keras lemahnya suara bergantung padda
besarnya getaran (amplitudo), sedangkan tinggi rendahnya suara bergantung pada
frekuensi.
Daun telinga berfungsi seperti corong yang
mengumpulkann gelombang suara, kemudia disalurkan ke saluran telinga luar.
Gelombang suara akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Getaran pada
tulang sanggurdi akan menyebabkan
tingkap oval bergetar sehingga perilimfe pada skala vestibuli juga bergetar.
Pada tingkap oval terjadi penguatan getaran sekitar 20 kali.
Getaan perilimfe pada skala vestibuli akan melintasi
membran vestbularis, sehingga menggetarkan membran basilaris. Akibatnya, rambut
pada sel rambut akan bergertar terhadao membran tektoria dan menimbulkan impuls
yang akan dijalarkan ke saraf otak lalu ke korteks otak bagian pendengaran
untuk diinterpretasikan. Aryulina, dkk. (2006:261)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan
Berdasarkan rumusan masalah yang
telah dikemukakan oleh peneliti, yaitu :Bagaimana pengaruh mendengarkan musik
menggunakan headset terhadap
kesehatan telinga, maka penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu dengan
memaparkan hasil penelitian dengan kata-kata.
Jenis atau metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti dalam karya ilmiah ini yaitu penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif berarti penelitian
yang dimaksud untuk mengungkapkan data dan latar secara alami dan memanfaatkan
peneliti sendiri sebagai informasi sekaligus sebagai pelaku penelitian.
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2015 sampai dengan 31 Maret 2015 dan
Lokasi penelitian dalam pembuatan Karya Ilmiah ini adalah Lingkungan Madrasah
Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi yang terletak di JL. Lintas Jambi Muaro
Bulian KM.21 Kel.Pijoan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi
pada penelitian ini adalah keseluruhan subyek penelitian yaiu siswa dan siswi
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi.
Sedangkan sampel pada penelitian ini
adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti yaitu siswi kelas XI
sebanyak 15 orang yang terdiri dari 5 orang kelas XI-IPA1, 5 orang kelas
XI-IPA2, dan 5 orang kelas XI IPA 3.
3.4 Data dan Sumber Data
Pada penyusunan karya tulis ini,
data dikumpulkan dengan cara studi pustaka dan wawancara. Penulisan hasil
penelitian didasari dengan suatu kajian pustaka yang berisikan literatur dan
konsep yang berhubungan dengan pengaruh mendengarkan musik menggunakan headset terhadap kesehatan telinga.
Sumber dara primer berasal dari
wawancara peneliti terhadap penggunaan headset
dikalangan siswa siswi Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Jambi. Sedangkan
sumber data sekunder berasal dari kajian pustaka melalui buku-buku terkait dan
internet.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara.
3.5.1
Observasi
Dalam
penelitian ini, peneliti melakukan observasi terhadap penggunaan headset terhadap siswa-siswi MAN Insan
Cendekia Jambi. Observasi dilakukan
secara langsung oleh peneliti dengan pengamatan langsung di lapangan.
3.5.2 Wawancara
Wawancara bertujuan untuk
membuktikan keabsahan data yang diteliti. Adapun wawancara yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah wawancara tertulis.
Dalam wawancara tertulis, peneliti
memberikan pertanyaan dan memberikan keabsahan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan tersebut, dengan catatan tidak menyimpang dari masalah yang diteliti
3.6 Analisis Data
Analisis
yang digunakan dengan cara menarasikan jawaban-jawaban dari penelitian yang
diperoleh dari hasil wawancara tertulis yang dilakukan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian. Peneliti akan
mengajukan beberapa pertanyaan berupa
tulisan yang nantinya jawaban informan tersebut akan diinterpretasikan oleh
peneliti sesuai dengan landasan teori yang telah ditetapkan. Setelah itu akan
ditarik kesimpulan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1
Pengaruh Headset terhadap Kesehatan Telinga
4.1.1 Penggunaan Headset sebagai alat pendengar suara
Headset
merupakan salah satu alat atau aksesoris elektronik yang digunkan untuk
mendengarkan suara atau audio dari suatu media. Alat ini cukup banyak dicari tidak
hanya oleh pencinta musik tetapi oleh para pencinta film dan digunakan juga
untuk berkomunikasi lewat telepon maupun video
call. Fungsi utamanya sebagai alat reproduksi suara,
memang menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang dapat menghasilkan suara
atau audio yang lebih jernih.
Headset umumnya
tidak mahal dan didukung sebagai alat praktis yang mudah dibawa kemana-mana dan
digemari oleh banyak orang. Banyak faktor yang menyebabkan orang menggunakan headset. Biasanya, karena di
lingkunganya ribut, ingin mendengarkan sebuah musik lebih seksama , tidak ingin
menganggu orang lain atau dipakai untuk belajar agar lebih berkonsenterasi.
Mendengarkan musik
memang dapat menambah semangat dan gairah dalam jiwa untuk beraktivitas
terutama jika menggunakan headset karena
akan lebih terfokus untuk mendengarkan musik. Umumnya headset dipakai dengan menggunakan volume sedang sekitar 30-70%,
tetapi tidak sedikit pula yang menggunakan headset
dengan volume tinggi.
4.1.2 Dampak Positif Penggunaan Headset
Salah
satu keuntungan yang paling umum dirasakan seseorang dalam pemakaian headset adalah bebas dan jelas dalam mendengarkan suara yang disambungkan ke headset tersebut. Apalagi, pengguna
ingin mendengarkan suara dengan volume besar dan tidak ingin mengganggu
lingkungan sekitar sangat cocok menggunakan headset. Pengguna juga dapat menghemat pemakaian energy (energy baterai) pada gadget,
handphone, laptop dan apapun benda
sumber suara, Karena speaker dari
benda sumber suara dapat menguras energy
yang ada. Selain itu juga bagi para pendengar yang tipe belajarnya secara Tipe
Aural (auditory-musical) akan lebih fokus belajar jika mendengarkan musik dan
menyerap informasi dengan pendengaran; baik suara maupun musik.
4.1.3 Dampak Negatif Penggunaan Headset
Headset telah menjadi bagian dari kehidupan generasi saat
ini karena merupakan cara yang trendi untuk membuat perjalanan panjang atau
melelahkan sebagai perjalanan yang menyenangkan. Headset dapat digunakan dengan sejumlah gadget seperti pemutar MP3, ponsel, dan laptop. Tidak diragukan
lagi bahwa headset aman digunakan,
tetapi bahkan headset terbaik dapat
melibatkan kerusakan telinga dan resiko gangguan pendengaran.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan yaitu perbandingan antara penggunaan headset untuk mendengarkan musik dengan volume “tinggi”, penggunaan
headset untuk mendengarkan dengan
volume “sedang” atau bahkan mendengarkan musik tanpa menggunakan headset secara tiga hari berturut-turut . Tentu mempunyai dampak yang
berbeda-beda. Pengguna yang mendengarkan dengan volume tinggi akan merasakan
telinga berdengung, telinga tersumbat, kepala pusing , dan berfikir terasa
lambat. Begitupun bagi pengguna headset
dengan volume sedang akan merasakan telinga berdengung. Sedangkan para
pendengar musik tanpa menggunakan headset
akan terasa biasa-biasa saja. Tentu hal ini akan berdampak negatif bagi
kesehatan manusia.
Musik bisa
mengisolasi pendengarnya dari khalayak ramai. Ketika mengemudi, musik dapat
meningkatkan risiko hilangnya pendengaran terhadap situasi sekitar. Penyebab
gangguan pendengaran memang beragam. Bergantung juga pada usia seseorang. Suara
terbagi atas beberapa tingkat. Suara ringan untuk dewasa berada antara 25
hingga 40 dB, sedangkan untuk anak-anak 20 sampai 40 dB. Bertingkat semakin
tinggi hingga suara terberat berkualitas 90 dB atau lebih yang masih dapat
didengar manusia.
Telinga manusia memiliki struktur dan fungsi yang luar
biasa. Selain proses menghantarkan bunyi sehingga bisa mendengar, di dalam
telinga juga terdapat proses untuk mengurangi paparan bising. Secara otomatis,
telinga memiliki kemampuan untuk meredam suara yang keras menjadi tidak
bermasalah bagi pendengaran. Namun, telinga juga memiliki batas kemampuan untuk
mendengar, sehingga dosis atau batas berapa lama ia boleh terpapar bunyi tertentu
tidak boleh melebihi dosis. Misalnya, untuk bunyi letusan senapan yang memiliki
intensitas sekitar 110 desibel dan frekuensi yang cukup tinggi, telinga hanya
boleh terpapar tidak lebih dari 30 detik. Lebih dari itu, maka risiko
terjadinya penurunan fungsi pendengaran atau trauma bising akan menjadi lebih
besar. Intinya, telinga memiliki kemampuan yang terbatas untuk mendengar suara
pada intensitas tertentu. Semakin tinggi intensitasnya, telinga hanya boleh
mendengar dalam waktu singkat. Dosis ini berlaku untuk semua usia. Beberapa
tempat atau kegiatan tertentu ternyata juga memiliki intensitas dan frekuensi
bunyi yang bisa membahayakan pendengaran jika terlalu lama terpapar. Bahkan,
referensi menunjukkan bahwa pusat-pusat kebugaran yang kerap memutar musik
dengan volume tinggi juga menyimpan risiko terjadinya trauma bising bahkan
ketulian. Profesi sebagai pilot atau mereka yang bekerja di bandara berisiko
lebih besar. Karena, bising pesawat terbang memiliki intensitas yang sangat
besar, yaitu 145 desibel. Hal ini bisa terjadi jika intensitas suara lebih dari
dosis yang diperkenankan, maka akan terjadi gangguan pada rumah siput (cochlea),
dimana di sini terjadi proses perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.
Sel-sel rambut getar yang harusnya mentransimi suara mekanik menjadi rusak. Bentuk
rumah siput yang unik, seperti bentuk dua setengah lingkaran. Frekuensi
tinggi ada di sebelah kiri, dan rendah di kanan. Rambut getar bertugas mengubah
bunyi sesuai dengan frekuensinya, baik tinggi, sedang atau rendah.
Selain itu ada pula sebuah
studi yang menunjukkan bahwa mendengarkan musik terlalu keras lewat headset dalam
jangka panjang dapat menyebabkan perubahan pada telinga dan saraf pada otak
yang dapat mengakibatkan menurunnya kemampuan telinga dalam membedakan suara.
Apabila kerusakan tersebut sampai ke sistem syaraf pusat atau otak, maka
dampaknya akan meluas ke seluruh bagian tubuh. Saat musik keras secara konstan
menempel di telinga, secara tidak langsung konsentrasi akan terbagi dan semakin
menurun. Dan hal ini akan menyadari bahwa mendengarkan musik dapat membuat
kemampuan dalam bekerja semakin menurun.
Gelombang elektromagnetik pada headset berpengaruh juga terhadap listrik otak, telah dilakukan
penelitian meskipun gelombang elektromagnetik berpengaruh terhadap otak tikus,
namun tidak terbukti pada otak manusia Sampai saat ini beberapa penelitian di
Eropa pada gelombang elektromagnetik terhadap tumor otak tidak dapat
membuktikan efek tersebut. Tetapi dapat disimpulkan bahwa headset berbahaya bagi kesehatan otak dan mengenai pengaruh
terhadap telinga, paparan musik dengan headset
dapat mempengaruhi ambang pendengaran, terutama bila dilakukan dengan volume
keras dan jangka waktu lama. Beberapa pengaruh pemakaian headset terhadap
kesehatan manusia antara lain :
1.
Dapat mengakibatkan kerusakan
permanen pada telinga.
Telinga merupakan organ yang pertama kali berkontak langsung dengan headset tersebut. Jika memakai headset dalam waktu jangka yang lama, maka akan terjadi kerusakan permanen pada telinga hingga dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran. Ini disebabkan karena telinga tidak mampu lagi menahan beban suara yang begitu keras dan dalam waktu yang lama. Hal ini biasanya terjadi pada saat remaja.
2. Dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran pada usia 20-an
Efek atau dampak dari penggunaan headset yang berlebihan ini memang tidak langsung dapat dirasakan pada penggunanya. Biasanya pengguna akan merasakan dampak tersebut pada usia 20-an. Pada saat itu si pengguna secara perlahan akan kehilangan kemampuan pendengarannya.
3. Dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Saat mendengarkan musik dengan menggunakan headset, headset tersebut akan mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang mengarah pada gendang telingan dan lama kelamaan mengarah pada otak..
4. Dapat mengakibatkan ambang pendengaran.
Mendengarkan musik dengan headset dalam volume yang sangat keras serta dalam waktu yang sangat lama dapat mengakibatkan ambang pendengaran. Umumnya hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan lama kelamaan akan kehilangan pendengarannya. Penggunaan headset yang tergolong normal untuk orang dewasa adalah 25-45 desibel dan untuk anak-anak adalah 20-40 desibel
Telinga merupakan organ yang pertama kali berkontak langsung dengan headset tersebut. Jika memakai headset dalam waktu jangka yang lama, maka akan terjadi kerusakan permanen pada telinga hingga dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran. Ini disebabkan karena telinga tidak mampu lagi menahan beban suara yang begitu keras dan dalam waktu yang lama. Hal ini biasanya terjadi pada saat remaja.
2. Dapat mengakibatkan kehilangan pendengaran pada usia 20-an
Efek atau dampak dari penggunaan headset yang berlebihan ini memang tidak langsung dapat dirasakan pada penggunanya. Biasanya pengguna akan merasakan dampak tersebut pada usia 20-an. Pada saat itu si pengguna secara perlahan akan kehilangan kemampuan pendengarannya.
3. Dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Saat mendengarkan musik dengan menggunakan headset, headset tersebut akan mengeluarkan gelombang elektromagnetik yang mengarah pada gendang telingan dan lama kelamaan mengarah pada otak..
4. Dapat mengakibatkan ambang pendengaran.
Mendengarkan musik dengan headset dalam volume yang sangat keras serta dalam waktu yang sangat lama dapat mengakibatkan ambang pendengaran. Umumnya hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan lama kelamaan akan kehilangan pendengarannya. Penggunaan headset yang tergolong normal untuk orang dewasa adalah 25-45 desibel dan untuk anak-anak adalah 20-40 desibel
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan
pembahasan yang telah dipaparkan pada BAB IV sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan dan saran yang dianggap perlu untuk diungkapkan dalam Karya Ilmiah
Remaja ini.
5.1 Kesimpulan
Headset
adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengeraskan suara yang dipakai secara
privat perorangan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa menggunakan headset yang
terlalu sering bisa memberikan dampak buruk bagi pemakainya. Hal ini bisa
menyebabkan gangguan penurunan kinerja pendengaran bahkan bisa merusak sistem
pendengaran.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, ada
beberapa saran peneliti terhadap pembaca antara lain :
1.
Volume suara sebaiknya tidak lebih dari 80db, yaitu ketika tombol volume
dipasang pada posisi 50 hingga 60 % dari total volume.
2. Sebaiknya jangan terlalu lama mendengarkan musik
dengan headset, apalagi sampai terus-menerus sepanjang hari. Usahakan untuk
memberikan waktu istirahat bagi telinga setiap setengah hingga satu jam.
Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan rusak kerusakan pendengaran secara permanen akibat organ-organ telinga yang terus dipaksa untuk mendengar.
Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan rusak kerusakan pendengaran secara permanen akibat organ-organ telinga yang terus dipaksa untuk mendengar.
3. Usahakan untuk menggunakan alat-alat pemutar
musik yang memiliki volume control. Pasalnya, dengan adanya volume control
memungkinkan untuk mengatur volume suara yang akan didengarkan.
4. Mendengarkan musik lewat alat pemutar musik dan
headset akan sangat berbahaya jika dilakukan di dalam pesawat terbang atau
tempat-tempat yang ramai. Tempat-tempat yang ramai akan membuat secara sadar
dan tidak sadar menaikkan atau menambah volume suara dari alat pemutar musik,
dan hal inilah yang bisa menyebabkan ketulian.
5. Pastikan bahwa dibiasakan membersihkan telinga
secara rutin. Mulai dari bagian luar telinga hingga bagian dalam telinga.
Pastikan bahwa kotoran-kotoran yang ada di dalam telingan bisa terangkat
keluar. Bisa digunakan cutton budd
secara perlahan-lahan untuk membersihkan telinga. Namun, jangan terlalu dalam
menggunakann cutton budd karena bisa jadi membahayakan telingan bagian dalam,
yaitu merobekkan gendang telinga.
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah., et
al.2006.biologi SMA dan MA kelas 11.Jakarta:ESIS.
Banoe, Pono.2003.kamus musik..Yogyakarta:Penerbit
Kanisius
http://contohartikel-ku.blogspot.com/2013/04/akibat-sering-memakai-headset.html
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA JAMBI
Jl.Lintas
Jambi-Muara Bulian Km.21 Kel.Pijoan Kec.Jaluko Kab Muaro Jambi
telp.(0741)7051025/7070713
REKAMAN
PEMBIMBINGAN KARYA ILMIAH
Nama
Siswa : Fina Najma Amalia
NIS : 13-7-392
Judul KIR : Pengaruh Mendengarkan Musik Menggunakan Headset terhadap Kesehatan Telinga
Nama
Pembimbing I : Aty Mulyani,S.Ag,M.Pd
|
Hari / Tanggal
|
Materi Pembimbingan
|
Tanda
Tangan Pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA JAMBI
Jl.Lintas
Jambi-Muara Bulian Km.21 Kel.Pijoan Kec.Jaluko Kab Muaro Jambi
telp.(0741)7051025/7070713
REKAMAN
PEMBIMBINGAN KARYA ILMIAH
Nama
Siswa : Fina Najma Amalia
NIS : 13-7-392
Judul KIR : Pengaruh Mendengarkan Musik Menggunakan Headset terhadap Kesehatan Telinga
Nama
Pembimbing I : Maryana,S.Pd
|
Hari / Tanggal
|
Materi Pembimbingan
|
Tanda
Tangan Pembimbing
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar